RSS

Buya Hamka Ternyata Pengikut Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah

15 Jun

Jakarta, Mbak Online
Siapa sangka mantan pimpinan Muhammadiyah Buya Hamka ternyata mengikuti tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah dengan berbaiat kepada Abah Anom, mursyid tarekat dari pesantren Suryalaya Tasikmalaya.

Hal ini diungkapkan oleh Dr Sri Mulyati, pengajar tasawwuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada NU Online baru-baru ini.

“Ini penelitian pribadi saya ketika menyelesaikan disertasi, ada fotonya ketika berbaiat dengan Abah Anom. Cuma ada sebagian orang Muhammadiyah yang tidak percaya,” katanya.

Mantan Ketua Umum Fatayat NU ini menuturkan, Hamka sendiri pernah berujar di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi “Hampa”. “Saya tahu sejarahnya, saya tahu tokoh-tokohnya, tetapi saya tidak termasuk di dalamnya, karena itu saya mau masuk. Akhirnya beliau masuk, karena mungkin haus spiritual,” tandasnya.

Hamka memang dikenal memahami dunia tarekat. Salah satu karyanya adalah Tasawwuf Modern, yang mengupas dunia tasawwuf dan penerapannya pada era modern ini.

Tokoh lain yang dikenal publik sangat rasional tetapi juga mengikuti tarekat adalah Harun Nasution. Menurut Sri Mulyati yang lulus doctor dari McGill University ini, persentuhan Harun dengan dunia tarekat dimulai ketika mengantar proses penyembuhan anaknya ke Suralaya. Ia melihat, hanya dengan sholat tahajjud saja, seseorang bisa sembuh.

“Akhirnya, sampai akhir hayatnya, beliau sangat sufi, ikut Abah Anom, padahal beliau seorang profesor yang sangat rasional,” terangnya.

Ibnu Taimiyah, yang oleh sebagian orang dipercaya anti tarekat, ternyata juga secara pribadi mengikuti tarekat.

“Dalam bukunya Syeikh Hisyam Kabbani, dia belajar dan mempraktekkan tarekat, memang tidak mengajarkan. Kayak Imam Ghozali, belajar dan mempraktekkan, meskipun bukan mursyid, setelah dia tidak puas di ilmu kalam, akhirnya belajar tasawwuf dan mengamalkan sehingga menghasilkan rekonsiliasi,” ujarnya. (mkf)

 
50 Komentar

Ditulis oleh pada 15 Juni 2009 inci Berita

 

50 responses to “Buya Hamka Ternyata Pengikut Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah

  1. delialtie

    24 Desember 2009 at 12:39

    subhanalloh ya ?

     
  2. ubung

    16 Januari 2010 at 20:55

    sering sering pak ustadz ini ilmu yang bermanfaat untuk umat manusia , pada kesempatan ya ng baik saya mohon bertanya bagaimana caranya kalau kita ingin agar tidak mendapat azab kubur, wass

    RED.: membaca Surat Tabarok (Al-Mulk) tiap malam, insya’allah akan dijauhkan dari siksa kubur

     
  3. acik

    22 Juli 2010 at 05:47

    tarekat menurut saya ..wajib diketahui oleh orang yg butuh ketenangan…dalam zaman yg edan…sekarang ini…..

     
  4. AFIF

    7 Agustus 2010 at 12:54

    jangan merasa keyakinan yang dimiliki anda2 semua itu benar yang tau hanyalah alloh SWT semata , contohnya kita lahir dari keturunan muhammadiyah lalu kita ikut dan kita merasa bahwa muhammadiyah itu benar, jadi kesimpulannya kita jangan menyesatkan atau menyalahkan keyakinan yang berbeda dengan kita karna yang tau kebenaran dari beberapa keyakinan itu hanyalah alloh daN ORANG TERPILIHNYA.

     
  5. cevs aria wangsa kusumah

    16 Agustus 2010 at 14:00

    buya hamka mengikuti tarekat abah anom ?
    ga mungkin ngomong gituh ya klo ga ada bukti nya!
    antara kita saudara seiman sering terjadi perebutan “benar” ,masing-masing tentu dengan “benar” versi nya sendiri…
    yu coba saling mendalami untuk saling memahami bukan untuk saling menjatuhkan!

     
    • Echa Edelwise

      16 November 2011 at 12:28

      apa ini menjatuhkan, wong kabar baik kok menjatuhkan….pelajari islam itu jangan di penngal penggal…nan’udzubillah…

       
  6. juni

    27 September 2010 at 21:59

    hati hati kalau ngomong tanpa bukti kongkrit ,apa betul buya hamka itu pengikut tarekat qodiriyah ?jangan jangan itu hanya fitnah ,ingat kita sesama muslim bersaudara .

     
    • Orang biasa

      3 Mei 2011 at 20:40

      Insya Allah benar, Alm ayah saya salah 1 orang yg aktif di salah 1 organisasi Islam, kebetulan beliau sering bersua dengan mantan menteri Agama bahkan mendapat info langsung bahwa Buya Hamka awalnya tidak setuju tawassul dll,namun kemudian disaksikan sendiri melakukannya,kenapa sekarang buya mau melakukan hal ini?

      Jawab beliau “dahulu buya belum banyak tahu, tapi sekarang banyak belajar jadi buya tahu”

      Atas segala kesalahan semoga ALLAH mengampuni kita semua, aamiin

       
      • Zacky Muzaqqi

        17 Agustus 2011 at 08:45

        perkara alm.Buya Hamka benartidaknya ikut torikoh,dh tdk bnyak berguna bg kita.
        agama bukanhnya se-mata2 Fiqqih aja.
        aku dah mengalaminya, jk Fiqqih aja yg kita bisa, mk kita bisanya hnya menyalahkan ibadah orang lain aja.
        Walluhu a’lam bissawab.

         
  7. M. Zahruddin

    15 Oktober 2010 at 19:28

    Banyak sekali keutamaan yang saya dapatkan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang di anjurkan olehpangersa Abah.
    yang paling terasa ketika saya melakukan mandi taubat dan khataman…. serasa beban yang ada semakin ringan Fikiran pun terbuka lebar………… oleh seb itu mari ikhwan- ikhwan terus perdalam ajaran yang telah abah ajarkan untuk menggapai taufiq, hidayah serta ridhonya Allah Ta’ala amiiiinn…

     
  8. M. Zahruddin

    15 Oktober 2010 at 19:53

    pada dasarnya islam itu satu jangan terikat oleh fanatik yang berlebihan. kenalilah islam denganseutuhnya. islan itu takada muhammadiyah atau ahlusunah waljamaah, semua sama selama masih mengikuti landasan yaitu alqu’an dan al-hadits

     
  9. rahmat

    27 Oktober 2010 at 14:08

    jangan egoìs dan lari dari dari kenyataan.NEGARA KITA INDONESIA jadi ìslam itu berkat perjuangan ulama tarekat
    YANG ANTI TAREKAT jangan merasa mulia di indonesia malu dong.bisa jadi ente datang naik kapal belanda.datang ke indonesia.ah malu dong.1000x

     
  10. abu haura

    21 November 2010 at 18:12

    siapa bilang ibnu taimiyay seorang sufi yang ikut tarekat. mana bukti-bukti kalau beliau adalah seorang sufi??????????????
    apakah ada di buku-bukunya yang menyatakan masalah itu?????????
    kami tunggu jawaban ilmiahnya

     
  11. mbah pri

    13 Desember 2010 at 17:19

    Benarkah Buya Hamka mantan pimpinan Muhammadiyah itu pengikut Tarekat qodiriyah wa naqsobandiyah?
    Mulai kapan ya?

     
    • Rafi

      13 Februari 2011 at 22:28

      Buya Hamka adalah penganut Tarekat Naqsobandiyah, bukan Qodiriyah Wa Naqsobandiyah. Karna ada perbedaan diantaranya. Dari namanya sudah jelas ada tambahan Qodiriyah. Belum lagi cara [elaksanaannya. dll

       
  12. dhani

    19 Desember 2010 at 15:17

    Assalamu’alaikum

    Para ikhwan sahabat semua… mau syariat, muhammadiyah, NU, qodiriyah naqsabandiah atau lainnya.. INGAT kita semua Muslim dan sesama muslim adalah bersaudara.. kita semua ikhwan.. jadi mengapa hal-hal tsb dipermasalahkan sampai ada yg bilang itu fitnah.. Subhannalloh…
    Jangan mau di adu domba sesama muslim mari kita lihat persamaan dan jangan perbedaan…
    Seorang syafii menghargai hanafi dengan mengikuti caranya pd saat dia berkunjung, mari kita saling menghormati..

    Wassalam

     
  13. narya

    6 Januari 2011 at 23:56

    kok pada heran jika buya hamka memutuskan untuk masuk tareqad???? mungkin beliau mendapat suatu pemahaman yang bernilai positif terhadap tareqat dan ingin masuk kedalamnya tanpa hanya menilai2 dari luar saja….bagi yang ingin tau rasa kopi maka minumlah kopi itu, karna tanpa mencicipinya bagaimana mungkin tau rasanya apalagi menceritakannya

     
  14. Dicky Saputra

    24 Februari 2011 at 14:34

    Kenapa ya sesama Muslim koq saling mencibir dengan tarekatnya masing2? apa sudah pasti bahwa tarekat yang anda ikuti diterima Allah… ingat ada rahasia dibalik rahasia … Manusia adalah rahasia Allah .. da.. Allah adalah rahasia manusia…

     
  15. sant

    25 Februari 2011 at 16:47

    Teman2 kita diatas komentarnya pada ribut. Salah apa dengan thoriqoh? kita semua harus berthoriqoh = berjalan menuju Allah. Tarekat-tarekat yang berkembang saat ini merupakan metode manusia untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Banyak cara, jalan, waktu, tempat untuk bisa mencapai tujuan, salah satunya dengan tarekat-tarekat tersebut.

     
  16. ridwan firdaus

    9 April 2011 at 17:25

    Subhannalloh mungkin ini yang disebut perjalanan spiritual,lama sudah saya mencari arti hidup ini,awal mula saya sering membid’ahkan,kawan seimanku,nampaknya ilmuku tak cukup….Abah jadikanlah aku ini murid…bingbinglah aku ini dalam mendekatkan diri kepada ALLOH……(Buat teman2ku,berhentilah berkata BID’AH ilmu kita tak berarti bagi kita dan orang banyak )

     
  17. shidiq

    16 Mei 2011 at 11:22

    Hal-hal khilafiah seperti ini memang haruslah dihindari. Tetapi satu hal adalah Buya Hamka seorang yang sangat demokratis menjunjung tinggi nilai-nilai silaturrahim. Banyak yang mengetahui bahwa beliau biasanya shalat Subuh tidak berqunut tetapi di masjid yang beliau datangi dan beliau kemudian diminta menjadi Imam dimana jama’ahnya biasanya shalat Subuh dengan qunut maka beliau akan berqunut. Apalagi saat beliau menjabat sebagai Ketua MUI keteladanan beliau dalam ngemong umat sangat menonjol. Mudah-mudahan penjelasan ini dapat mempertemukan kedua pendapat yang bersilang diatas. A.A

     
  18. navymatsorg

    21 Mei 2011 at 08:22

    Kenapa kita ndak terima jika memang benar Buya Hamka ber-tarikat? Saya anggota Muhammadiyah, dari keluarga besar Muhammadiyah, saya juga mantan aktivis organisasi IRM, IPM dan Pemuda Muhammadiyah. TETAPI saya juga murid tariqah Naqsybandiah Haqqani dengan mursyid Syaikh Nazim Al Qubrusi Al Haqqani, dan deputi beliau Sh. Hisham Kabbani, yang sering juga mengunjungi Kyai Abah Anom…saya juga sedih, jika sobat2 fanatik dengan organisasi…muhammadiyah, nu kan organisasi…tetapi tarikat, sejauh ini saya rasakan…lebih dari sekedar itu, jauh lebih tinggi…buat mereka yang haus dengan ketenangan hati, tarekat adalah salah satu jalan…datanglah, datanglah…siapun dan darimanapun anda (syaikh Jalaluddin Rumi q.s)

     
    • zikri

      26 Juli 2011 at 13:21

      Bertarekat ,,,,,,,,,,,,, adalah “cara” mendekat kepada Allah SWT… melalui suatu
      ” metode ” tertentu …
      kenapa harus bertarekat ????
      sebelum dijawab ,,, ada pertamyaan begini
      bagaimana cara membuat combro ,, atau misro,,, apa perlu cara “metode”
      jawabnya : pasti… kalo gak pake cara atau “metode” mana bisa jadi combro atau misro …
      jadi dengan cara / “metode” tertentu baru kita bisa membuat combro atau misro… dan yang pasti kalo dah jadi kita bisa makan dengan lejatnya (bisa buat sendiri)….
      jawaban diatas adalah : dengan ” bertarekat ” barulah kita bisa merasakan lejatnya berislam ,,,, karena dasarnya “TAREKAT “(bahannya) sudah jelas yaitu : IMAN , ISLAM DAN IKHSAN …. jika dijabarkan sbb : beriman … dasar iman 6 perkara…. berislam ,,, dasarnya ISLAM 5 perkara ,,, berikhsan ,,, dasarnya cuma 1 perkara yaitu : YAKIN diringkas : pengakuan (rukun iman), pelaksanaan (rukun islam) dan sehingga timbul YAKIN (ikhsan)….

       
  19. kiki

    28 Agustus 2011 at 16:39

    semoga kita seluruhnya bisa sampai wushul dgn Allah dgn jalan tareqat, kalau ingin surganya saja mungkin bisa dgn ibadah dan metode yg biasa, tp kalau kita ingin menjadi kekasihnya Allah. tentunya ada ibadah tambahan yg penuh dgn ke ikhlasan, kesabaran, tentunya dgn tingkat istiqomah yg kuat… oleh karena itu kita perlu mengikuti tareqat, apapun tareqatnya itu… tareqat hanya sekedar pengantar saja, untuk kita sampai pada tingkat whusul dan tidak ada hijab lg antara kita dgn Allah..

    mslh buyah hamka dll, sy kira tak ush di perselisihkan lg, mhn kiranya penulis memaparkan berbagai bukti dr hasil penelitiannya.. agar tidak ada lg perselisihan diantara umat muslim…terimakasih

     
  20. agus suharto

    29 Agustus 2011 at 06:08

    pelajaran ruhani dan perjalanan spiritual butuh bimbingan seorang guru mursyid tidak cukup belajar tasawuf cuma dari buku nanti syeitan yg jadi gurunya

     
  21. deni suherman

    11 September 2011 at 15:12

    Ada cerita, suatu waktu seorang dokter naik delman. Didepannya ada seorang kusir yang sudah tua renta. Disela perjalanan ..kuda nya kentut, sontak si kusir dan si dokter kaget.
    Kemudian si kusir berkata “wah..wah..wah, kuda nya KELUAR ANGIN !!!
    Lantas si Dokter sambil tersenyum, berkata ” Kek, kuda itu bukan keluar angin, tetapi MASUK angin. ================

    Saudaraku, jangan hanya berenang hanya dipermukaan saja, tetapi cobalah masuk menyelam lebih dalam lagi. Disana ternyata banyak pemandangan indah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

    Hatur Nuhun

     
  22. CARI KEBANARAN

    22 September 2011 at 23:34

    tidak ada bukti dan sumber yang benar maka tidak ilmiah, tidak ilmiah artinya tidak bisa diterima. bukti buya hamka masuk tarekat mana????????????

     
  23. CARI KEBANARAN

    22 September 2011 at 23:35

    KOK reepooooooot!!!!!!!!!!!

     
  24. Yusuf penganut thoriqoh

    6 Oktober 2011 at 22:26

    Sing waras ngalah

     
  25. Rbd

    24 Oktober 2011 at 23:27

    Ya, setiap orang akan menemui jalannya masing2, begitu juga ruh yang ada dalam diri seseorang ia akan merindukan Tuhannya.

     
  26. murtijo

    29 Oktober 2011 at 07:55

    bertoriqot adalah hidayah seseorang dari Alloh swt, berarti telah menemukan perasaan yang sejati, maka biarkan mereka menjalaninya khusuk

     
  27. Preman Pencari Ridha Allah

    30 Oktober 2011 at 01:23

    Kebenaran itu jangan dicari tetapi dijalankan.
    Mau ada bukti atau tidak …ngapain ngurusin orang lain mendingan ngurusin diri sendiri.
    Shalat aja belum benar … udah pengen ngurusi ibadah orang lain ..eeeh malah ngehakimi juga.
    hehehe introspeksi bro ….jangan dicari terus kebenaran teh …ambil trs jalankan … malu sama nama. hua…hhahaha ,,,mendingan saya orang yang ga beres ..tp pengen belajar lebih baik lagi. Shalat lima waktu heula we benerkeun. Jaga hati supaya tetap kinclong… and AQIDAH yang paling utama harus dijaga. (syirik besar dan syirik kecil)
    Wasslam

     
  28. subki

    30 Oktober 2011 at 03:54

    bagaimana cara masuk tarekat ya ?

     
  29. dani_ramadhanTQN165

    6 November 2011 at 20:46

    klw buya hamka msk tarekat ataupun tidak masuk tarekat,sbnr nya tdk perlu jd permasalahan.bagi subki,klw mau msk tarekat silahkan ke pasantren suryalaya.cabang2 yg lain jg bnyk tersebar,tergantung anda tinggal nya dimana.syukron

     
  30. agung

    10 November 2011 at 08:43

    alhamdulillah kebeneran telah di buka oleh alllah ,bahwa orsng yang anti triqo . masuk tariqoh,

     
  31. Drs. Edwin Suryono R. Djati

    11 November 2011 at 13:50

    Assalamu’alaikum…,Saya mau belajar tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah, untuk wilayah bogor dimana saya harus belajar? mohon dibantu. terima kasih wassalam

     
  32. Echa Edelwise

    16 November 2011 at 12:34

    semoga menjadi toladan bagi kita semua…

     
  33. sasa

    19 November 2011 at 19:02

    ga usah merasa paling bnar! hanya Allah yg tau

     
  34. i made c a

    27 November 2011 at 09:47

    sudahlah, kuatkan perjalanan spiritual masing-masing, bukan hanya pelajaran spiritual.. yang ujung-ujungnya merasa benar sendiri, ayo mencoba bermanfaat kepada orang lain tapi setelah itu jangan merasa telah bermanfaat. salam

     
  35. ROZANI

    6 Desember 2011 at 18:19

    Saya Pecaya…buya hamka orang muhammadiyah…emang gak boleh belajar tarekat….mencari ilmu itu hak pribadi pribadi…..orang tarekat itu jg punya hak kok…ikut ajaran lain…back to ajaran Nabi Muhamm

     
  36. Rustandi Ali

    23 Januari 2012 at 02:02

    apa pun tarekatnya. . . . . .
    zat, sifat, asma’, af’al, dasarnya. . . . . . . .

     
  37. Alimuddien el Ansyari

    4 Februari 2012 at 19:12

    Alhamdulillah sgala puji hanya bagi ALLAH yg tlah mngurus mahluknya.
    Dan apa yg yg mnjadi khndaknya maka KUN jadi…PAYAKUN jadilah…
    ALLAHU AKBAR

     
  38. elang

    11 Februari 2012 at 08:21

    pada kebakaran jenggot y…? Buya Hamka manusia yang dipilih Alloh tuk jadi kekasihnya, kenapa protes..??

     
  39. aji

    11 Februari 2012 at 23:40

    belajarlahlah untuk mengenal apa yang belum kita ketahui, jangan menyalahkan sesuatu yang belum kita tau, mungkin pa yang kita anggap salah dimata Alloh itu yang benar, maka pelajari ilmunya…

     
  40. reza

    21 Februari 2012 at 12:09

    segala sesuatu klo Allah udh berkehendak tdk ada yg tdk mungkin itu pasti…hyo shbt2ku sesama muslim jgn saling menyalahkan diantara yg satu dgn yg lain,..mari kita berbaik sangka aja demi ukhuwah islamiyah…

     
  41. abyrifa

    13 Maret 2012 at 22:20

    ijin nyimax mas.infonya sngat brmanfaat skali,trimaksih.

     
  42. Hanny Rohmiyatni

    18 Maret 2012 at 20:15

    saya msh kurang paham klu buya hamka dibaiat oleh abah anom mengingat umur antara abah anom dan hamka jauh beda klu dibaiat oleh abah sepuh agak logis.sy mohon penjelasan umur abah anom dg buya hamka pada saat baiat.maaf klu tulisan sy agak mengusik.sy org awam hanya sy sbg pemerhati yg msh dangkal perlu sesuatu wawasan yang lebih luas, untuk pemahaman sy…

     
  43. yantie

    25 Maret 2012 at 03:43

    batu itu keras,,ternyata HATI MANUSIA lebih keras,,,terbukti dengan tidak mau menerima keistimewaan orang lain,dan tidak mengerti LAUTAN ILMU YG TAK BERTEPI,jnglah mengartikan ISLAM dg ilmu yg ada diotak kita,,,segudang perpustakaanpun terlalu sedikit untuk memahami ISLAM,,,baik NU,MUHAMDIYH itu semua bukan AGAMA,,,sedangkan jl thariqat,,adalh salh satu pendidikn AGAMA agar kita umat muslim bisa mencapai derajat IHSAN,,,betul dan tidaknya KABAR BUYA HAMKA berthariqat,,ana kira itu haq beliau,,kalau betul,,,berarti beliau seorang muslim yg selalu mencintai ILMU,,TINGGAL BANDINGKAN Z dengan kita,,,,kita hanya memperdebatkn hal yg gk penting,,,egoisme,,terlalu panatik kelompok golongan,,,,disinilah letak kelemahan kita….yaitu satu,,,,gk mau menerima atau LEGOWO dengan kelebihan orang lain ataw kelompok lain

     

Tinggalkan Balasan ke agung Batalkan balasan