RSS

PUJIAN SETELAH ADZAN

PUJIAN SETELAH ADZAN

Kita disunahkan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, membaca tasbih, tahmid, takbir dan lain-lainnya dari berbagai macam dzikir, dan doa-doa, terutama ketika di dalam masjid.
Allah SWT, bersabda di dalam surat An-Nur ayat 36:

Artinya : Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang Telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, 37. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah (dzikir), dan (dari) mendirikan sembahyang, ……
Di dalam masjid hendaknya asma Allah senantiasa di sebut pagi dan petang. Demikianlah pengertian dari ayat di atas. Oleh karena itu sebaiknya puji-pujian itu berupa kalimat-kalimat yang mengandung dzikir, tasbih, takbir, tahlil, shalawat dan doa-doa dengan irama yang santun, terutama setelah adzan dikumandangkan.
Ada beberapa hadits Nabi Saw, yang menyebutkan bahwa, doa-doa yang di baca sesudah adzan dan sebelum iqamat itu mustajabah (dikabulkan Allah).

Adapun hadits-hadits itu ialah :
عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلدُّعَاءُ لاَيُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ. رواه احمد وابوداود والترمذى والنسائى وابن حبان.
Artinya : “Dari Anas r.a, bersabda Rasulullah Saw : Tidak akan di tolak doa di antara adzan dan iqamah”. HR. Ahmad – Abu Dawud – At-Turmudzi – An.Nasa’i dan Ibnu Hibban. ( Hadits shohih ).
عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلدُّعَاءُ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ مُسْتَجَابٌ فَادْعُوْا. رواه ابو يعلى حديث صحيح.
Artinya : “Dari Anas r.a, bersabda Rasulullah Saw : Doa diantara adzan dan iqamah itu dikabulkan, maka berdoalah kalian”. HR. Abu Ya’la ( hadits shahih ).

KESIMPULAN :
Pujian setelah adzan hukumnya sunnah.

 

18 responses to “PUJIAN SETELAH ADZAN

  1. ucin

    1 November 2009 at 16:25

    asalamualaikum..stuju bnget…tp d dlm ht aja ya..coz ganggu orang solat..palagi kalo d speker..waduh..ilang dh consen gua..hehe..maklum lah orang2 ky aku ni susah bnget consen..wong bca alquran aja..kl d smping nya ada orang solat harus d pelankan..katanya sih..hadistnya ga tau aku..asalamualaikum/

     
  2. manan

    10 Oktober 2010 at 11:21

    Assalamu’alaikum. bagi saya tidak ada masalah pujian atw tidak. Jawaban antm perlu fokus. Pertanyaannya Pujian setelah adzan. Bukan doa setelah adzan. dalil yang antm pakai memang benar jika topiknya berdoa namun bukan pujian, walaupun didalam pujian itu juga bermakna doa. antm kok berani mengatakan pujian itu adalah sunnah. beda jauh pujian dengan berdoa.

     
  3. mamby alice s

    16 Desember 2010 at 09:16

    “Doa yang tidak akan ditolak: antara adzan dan iqamah.” (HR. Ahmad dari Anas bin Malik)
    jika Rasulullah sudah jelas bersabda seperti itu mengapa justru kebanyakan muslim di Indonesia malah melakukan puji-pujian dengan suara yang lantang(tak jarang pakai pengeras suara).
    Bukankah ini akan mengganggu jamaah lain yang tengah menggunakan waktu yang mustajab tersebut untuk taqorrub kepada Alloh ? jika ingin benar-benar memuji Alloh mengapa tidak dilakukan dengan cara berdoa dengan suara yang lirih dan memaksimalkan waktu antara adzan dan iqomah dengan sebaik/sebenar mungkin?
    Selain itu perlu kita tilik juga berbagai dampak yang ditimbulkan dari puji-pujian tersebut. Yakni dimana jamaah lain yang tengah melkukan sholat sunnah menjadi terganggu kekhusyukannya. “Janganlah kalian mengeraskan suara satu dengan yang lainnya karena masing-masing sedang bermunajat dengan Rabb-nya.” (HR. Ashhabus Sunan dari Abu Sa’id Al Khudry)
    Disisi lain puji-pujian ini justru merupakan bentuk Tasyabuh dengan kaum Nashrani dimana mereka juga sering melakukan ‘ibadah’ dengan lagu dan nyanyian.

    Apa yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw dan tidak pula diketahui dikerjakan oleh para shahabat ra maka hendaklah kita berhenti. Janganlah kita mengamalkan apa-apa yang tidak ada dalilnya dari mereka agar tidak terjerumus kepada perbuatan bid’ah yang telah dilarang oleh Rasulullah saw. Itulah yang harus kita pegung teguh, sekalipun perbuatan tersebut terlihat dan terkesan baik namun jikalau tanpa dasar/tuntunan maka itu bukanlah kebenaran dan tidak perlu diamalkan.
    Wallohu A’lam bisshowab

     
  4. Achmad

    3 Mei 2011 at 10:16

    Kesimpulannya kok pujian stelah azan jadi sunnah. Maaf, kayaknya alur kesimpulannya gak nyambung ke dalilnya.

     
  5. yudita

    7 Juli 2011 at 10:52

    betul …betul..betul..kesimpulannya ga nyambung.. disuruh do’a malah puji2.. pakai pengeras suara lagi… uaneh.

     
  6. nur

    15 Juli 2011 at 22:06

    astaghfirullah hal adziiim
    subhanAllah
    alhamdulillah
    lailahaillAllah
    Allahuakbar
    🙂
    peace
    bersatulah saudara2Q
    jgn terpecah belah
    semua muslim bersaudara
    Q ikut sakit jika kalian saling menyakiti
    semoga Allah menunjuki qta jln yg lurus
    089676588557

     
    • imam Sajidin

      3 September 2011 at 09:37

      setuju bang jangan saling menghujat, sebaiknya berdakwah dengan cara yang santun jika ingin membenarkan sesuatu,
      salam kenal
      Imam

       
  7. M Muslih Albaroni Dua

    15 Juli 2011 at 23:59

    betul…. gak nyambung otaknya…. blm pangkatnya

     
  8. vidya boomers

    24 Oktober 2011 at 18:11

    Masjid/mushola ibadah ko di bwt konsert, kya orang nasrani lagi konsert di gereja.

     
  9. anshary

    29 November 2011 at 14:22

    hemat sya, diskusi itu penting untuk mencari siapa yang mempunyai dalil yang rajih/kuat. Kita beribadah harus mencontoh Rasul saw, tdk bleh rekayasa sendiri. Kesimpula di atas nampaknya ingin dijadikan sebagai pembenar pendapatnya, sayangnya kesimpulan tsb salah. Beribadahlah sesuai dgn contoh dr Rasul, bila rasul tdk kerjakan, ya ta usah ngarang sendiri, sebab yang kompeten menciptakan ibadah itu Allah d Rasul, bukan kita-kita yang kecret ini. Pegang ayat dan sunnah yang shahih, jangan berhujah pada hadis dha’if dan maudhu’ ya Mas.

     
  10. rio

    23 Desember 2011 at 14:53

    alloh berfirman dalam al-qur’an sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, karena seburuk-buruk suara adalah suara khimar.
    kebanyakan pujian menyebabkan seseorang berteriak dengan lantang terutama anak-anak

     
  11. rangga

    5 Januari 2012 at 17:43

    sebenarnya banyak yang beranggapan bahwa kita sudah mengikuti ajaran Rasulullah saw, begitu pula dengan mereka saudara saudara kita se Islam se dunia…. asalkan itu tidak menyimpang dari ajaran islam sendiri berarti tidak menyalahi agama islam… ada sebuah sya’ir ” banyak yang hafal Qur’an dan Hadist dan suka mengkhafirkan orang lain tapi khafirnya sendiri tidak dihiraukan ” dengan kata lain banyak orng2 berilmu tapi malah suka mendhzolimi orng lain sedangkan dia sendiri tidak bercermin…….. ISLAM cuma ada 1 yang benar dari sekian banyak islam…. so jo merasa benar dulu ya…… dari pada ntar jadi perpecahan… qt kan saudara berarti kita wajib menghargai orang lain apa lagi yang Se Islam… kalo menurut ane… tulisan diatas gak patut jadi bahan perguncingan cz akan menyinggung saudara kita yang lain… 😀

     
  12. elang

    11 Februari 2012 at 08:31

    malahan bagus buat syiar…….! heran, ada muslim yg keganggu dengan puji2an setelah adzan lewat speaker tapi enjoy aja denger musik hingar bingar atau musik dan goyang dangdut di tempat hajatan.

     
  13. Muchson Alghozy

    13 Februari 2012 at 09:44

    ”saudaraku yang budiman, pujian habis adzan baik,tapi tidak bisa dipaksa,silahkan bagi yang mau menjalankan, bagi yang tidak mau jangan melarang, memaksa tidak ada dalilnya,dan melarangnya didak ada dalilnya. ”

    txy

     
  14. ADE

    25 Februari 2012 at 07:51

    ASWRWB,PARA WALI YG DI TANAH JAWA ITU DULU
    MENGANJURKAN,PUJIAN,SOLAWATAN SESUDAH ADZAN DARIPADA JAGONGAN.KARENA FENOMENA DULU BEGITU.MAU NYURUH SOLAT SUNAH,WONG YANG WAJIB BLM KOMPLIT.

     
  15. yudo susanto

    11 Maret 2012 at 13:01

    wong STRESS

     
  16. ZAENAL

    15 Maret 2012 at 01:27

    wahai saudaraku se akidah islamiah,kembalilah kepada niat yg baik,ALLAH akan membalas sesuai apa yg anda semua niatkan,pandanglah islam dengan kacamata yg besar,ROHMATAN LIL ‘ALAMIIN, sayidina Abu bakar kalau berdzikir pelan,sedang sayidina Umar kalau berdzikir keras, sekarang terserah antum mau ikut yg mana ???????????? GITU AJA KOK REPOT……..

     

Tinggalkan komentar